Batik ikat atau batik celup merupakan salah satu bentuk kerajinan batik yang sederhana dan mudah untuk dipraktekkan siswa SMP kelas VII. Materi ini pada kurikulum 2013 di pelajari dalam mata pelajaran prakarya. Admin saat ini bertugas mengajar prakarya di SMPN 3 Tembilahan Hulu.
Di Nusantara terdapat sejumlah daerah penghasil kain celup ikat yang cukup menonjol. Di Palembang, ragam hias celup ikatnya di sebut pelangi. Di Banjarmasin, kain dengan teknik ini dikenal dengan sasirangan. Sementara di Jawa, pembuatan kain celup ikat dikenal dengan jumputan atau tritik. Meski teknik celup ikat mengalami perkembangan dari satu daerah ke daerah lainnya, namun proses pembuatannya pada dasarnya sama, yaitu ada bagian kain yang dirintangi saat pemberian warna.
Pemberian motif di dapat dengan cara merintangi kain di bagian tertentu sehingga didapat pola yang diinginkan. Teknik pemberian motif dapat dilakukan dengan banyak cara diantaranya: memasukan benda-benda tertentu pada kain kemudian mengikatnya. Ada yang menggunakan teknik jelujur (tritik), yaitu melalui proses jelujur sesuai dengan motif yang diinginkan, kemudian benangnya ditarik dengan kuat dan diikat. Ada juga yang menggunakan teknik lipat, yaitu kain dilipat dengan cara tertentu kemudian di jahit atau diikat sehingga akan didapat motif tertentu. Teknik-teknik pemberian motif terus dikembangkan, salah satunya adalah mengkombinasikan teknik tritik dengan teknik smock.
Pada kesempatan ini Admin akan berbagi pengalaman tentang membuat batik ikat celup di SMPN 3 Tembilahan Hulu, yang merupakan pengalaman pertama Admin dalam hal ini.
Alat dan Bahan yang di butuhkan
- Kain putih 2m (kami menggunakan polyter dan tisu demikian yang tertera di kwitansi yang di tulis penjual kain)
- Wantek (warnanya disesuaikan)
- Tali rafia atau karet
- Benda pengisi ikatan
- Jarum dan benang
- garam
- cuka
- kompor, panci, sendok kayu.
Langkah Kegiatannya
- Petama-tama kain diberi motif sesuai keinginan siswa di bawah arahan guru. Pola-pola yang sudah dibuat pada kain ada yang diikat dengan mengisi benda tertentu di dalamnya, ada juga yang dijahit jelujur terlebih dahulu kemudian benang ditarik sehingga kain mengumpul lalu diikat. Ikatan harus kuat supaya zat warna tidak dapat masuk kebagian tersebut. Bahan pengikat bisa menggunakan tali rafia atau karet.
- Proses pewarnaan
- Panaskan air sebanyak 3 liter tunggu sampai mendidih, masukkan wantex 2 bungkus aduk rata dan tambahkan 4 sdm makan garam dan 1 botol cuka, aduk rata.
- Masukkan kain yang sudah direndam sebelumnya kedalam pewarna.
- Kain rebus selama 30 menit dengan suhu kurleb 80 derajat celcius. Selama proses perebusan kain diaduk dan dibolak-balik agar warna tidak bertumpuk.
- Pelepasan ikatan
Setelah proses pewarnaan selesai kain di keluarkan dari panci dan tunggu sampai dingin. Setelah dingin kain dibilas 2 kali, dan ikatan kain sudah bisa dilepas.Pada kegiatan di kelas pertama ternyata hasil pewarnaan tidak sama antara kain tissue dan kain polyter. Pada kain tissue warna yang dihasilkan sangat muda sedang pada kain poliester menghasilkan warna yang kuat.
Gb. 1. Bahan Tissue |
Gb 2.Bahan Polyter |
Gb 3. Bahan Polyter ( 2 bks Wantex, tanpa cuka) |
Gb 4. Bahan Tissue (3 bks wantex, tanpa cuka) |
Gb 5. Bahan Tissue (3 bks wantek, tanpa cuka) |
Ternyata bahan Tissue warnanya lebih kuat di percobaan ke 2 (Gb 1 banding Gb 4). Sementara bahan polyter percobaan 1 (Gb 2) dan percobaan ke 2 (Gb 5) hampir sama. Itulah pengalaman Admin selama mendampingi siswa, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar