Sabtu, 24 November 2018

Batik Ikat Celup

Batik ikat atau batik celup merupakan salah satu bentuk kerajinan batik yang sederhana dan mudah untuk dipraktekkan siswa SMP kelas VII. Materi ini pada kurikulum 2013 di pelajari dalam mata pelajaran prakarya. Admin saat ini  bertugas mengajar prakarya di SMPN 3 Tembilahan Hulu.

Di Nusantara terdapat sejumlah daerah penghasil kain celup ikat yang cukup menonjol. Di Palembang, ragam hias celup ikatnya di sebut pelangi. Di Banjarmasin, kain dengan teknik ini dikenal dengan sasirangan. Sementara di Jawa, pembuatan kain celup ikat dikenal dengan jumputan atau tritik. Meski teknik celup ikat mengalami perkembangan dari satu daerah ke daerah lainnya, namun proses pembuatannya pada dasarnya sama, yaitu ada bagian kain yang dirintangi saat pemberian warna.

Pemberian motif di dapat dengan cara merintangi kain di bagian tertentu sehingga didapat pola yang diinginkan. Teknik pemberian motif  dapat dilakukan dengan banyak cara diantaranya: memasukan benda-benda tertentu pada kain kemudian mengikatnya. Ada yang menggunakan teknik jelujur (tritik), yaitu melalui proses jelujur sesuai dengan motif yang diinginkan, kemudian benangnya ditarik dengan kuat dan diikat. Ada juga yang menggunakan teknik lipat, yaitu kain dilipat dengan cara tertentu kemudian di jahit atau diikat sehingga akan didapat motif tertentu. Teknik-teknik pemberian motif terus dikembangkan, salah satunya adalah mengkombinasikan teknik tritik dengan teknik smock.

Pada kesempatan ini Admin akan berbagi pengalaman tentang membuat batik ikat celup di SMPN 3 Tembilahan Hulu, yang merupakan pengalaman pertama Admin dalam hal ini.

Alat dan Bahan yang di butuhkan
  1. Kain putih 2m (kami menggunakan polyter dan tisu demikian yang tertera di kwitansi yang di tulis penjual kain) 
  2. Wantek (warnanya disesuaikan)
  3. Tali rafia atau karet
  4. Benda pengisi ikatan
  5. Jarum dan benang
  6. garam
  7. cuka
  8. kompor, panci, sendok kayu.
Langkah Kegiatannya
  • Petama-tama kain diberi motif sesuai keinginan siswa di bawah arahan guru. Pola-pola  yang sudah dibuat pada kain ada yang diikat dengan mengisi benda tertentu di dalamnya, ada juga yang dijahit jelujur terlebih dahulu kemudian benang ditarik sehingga kain mengumpul lalu diikat. Ikatan harus kuat supaya zat warna tidak dapat masuk kebagian tersebut. Bahan pengikat bisa menggunakan tali rafia atau karet.
  • Proses pewarnaan
  1. Panaskan air sebanyak 3 liter tunggu sampai mendidih, masukkan wantex 2 bungkus aduk rata dan tambahkan 4 sdm makan garam dan 1 botol cuka, aduk rata.
  2. Masukkan kain yang sudah direndam sebelumnya kedalam pewarna.
  3. Kain rebus selama 30 menit dengan suhu kurleb 80 derajat celcius. Selama proses perebusan kain diaduk dan dibolak-balik agar warna tidak bertumpuk.
  • Pelepasan ikatan
Setelah proses pewarnaan selesai kain di keluarkan dari panci dan tunggu sampai dingin. Setelah dingin kain dibilas 2 kali, dan ikatan kain sudah bisa dilepas.
Pada kegiatan di kelas pertama ternyata hasil pewarnaan tidak sama antara kain tissue dan kain polyter. Pada kain tissue warna yang dihasilkan sangat muda sedang pada kain poliester menghasilkan warna yang kuat.

SMPN 3 Tembilahan Hulu
Gb. 1. Bahan Tissue
SMPN 3 Tembilahan Hulu
Gb 2.Bahan Polyter
Kurang puas dengan percobaan di kelas pertama, Admin mencari informasi dari berbagai artikel maupun hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa selain bahan kain yang berbeda, penyerapan warna yang tidak sempurna mungkin disebabkan adanya lapisan kanji di permukaan kain. Untuk percobaan ke dua di kelas yang lain Admin memberikan beberapa perlakuan pada kain. Merujuk pada sebuah sumber (http://iqbalbm.blogspot.com/2015/06/karya-tulis-pewarna-alami.html) Admin merebus kain Tissue dengan soda kue dengan formula 20 gr soda kue untuk 1 liter air, banyak air sesuaikan dengan ukuran kain. Kain Tissue direbus dengan soda kue selama 1 jam. Setelah itu kain dibilas dan direndam dengan tawas selama 3 jam. Sedangkan kain Polyter tidak direbus hanya direndam denga air tawas selama 3 jam.  Selain perebusan kain dengan tawas, pada percobaan ke dua ini Admin menggunakan jumlah wantex yang berbeda dan tidak menggunakan cuka (karena cuka dapat menimbulkan aroma kurang sedap). Hasilnya....
SMPN 3 Tembilahan Hulu
Gb 3. Bahan Polyter ( 2 bks Wantex, tanpa cuka)

SMPN 3 Tembilahan Hulu
Gb 4. Bahan Tissue (3 bks wantex, tanpa cuka)

SMPN 3 Tembilahan Hulu
Gb 5. Bahan Tissue (3 bks wantek, tanpa cuka)

Ternyata bahan Tissue warnanya lebih kuat di percobaan ke 2 (Gb 1 banding Gb 4). Sementara bahan polyter percobaan 1 (Gb 2) dan percobaan ke 2 (Gb 5) hampir sama. Itulah pengalaman Admin selama mendampingi siswa, semoga bermanfaat. 





POSTINGAN TERBARU

Alamat blog kelas 9 SMPN 4 X Koto Tp. 2024/2025

 Siswa-siswi kelas 9 diberi tugas membuat blog, berikut ini adalah linknya. 1. 

POSTINGAN POPULAR